MyStarbucksIdea: Curi Hati Pelanggan Lewat Ide
Di era digitalisasi dimana media sosial menjadi sarana
alternatif untuk memasarkan produk-produk unggulan, membuat banyak perusahaan
mulai gencar memasarkan produknya melalui media tersebut. Tentu tidak hanya
mengejar angka pasaran yang tinggi, namun juga sebagai usaha untuk ‘mencuri’
hati para pelanggan lewat produk yang eye-catching.
Selain digunakan untuk usaha mencuri hati pelanggan, media sosial pun dimanfaatkan
oleh perusahaan untuk berkomunikasi dengan para pelanggan. Salah satu
perusahaan yang memanfaatkan media ini adalah Starbucks. Starbucks membuat
sebuah platform yang dapat digunakan sebagai media komunikasi antara perusahaan
dan pelanggan yang diberi nama MyStarbucksIdea.
Ide adanya situs MyStarbucksIdea datang dari barista-barista yang bekerja di Starbucks, yang menginginkan perusahaan dapat mengetahui hal-hal yang mereka inginkan dalam menciptakan suatu perubahan. MyStarbucksIdea dikembangkan pada Maret 2008. Hal ini memposisikan Starbucks menjadi salah satu perusahaan pertama yang mengangkat kerjasama media sosial.
Dalam situs MyStarbucksIdea, pelanggan dapat membagi,
memberikan suara, mendiskusikan serta melihat ide-ide yang diberikan oleh
pelanggan lain yang berpartisipasi di dalam situs tersebut. MyStarbucksIdea
dibuka secara publik, sehingga semua orang dapat melihat ide yang diberikan
oleh pelanggan lain. Situs ini juga memberikan leleluasaan kepada pelanggan
untuk saling berinteraksi satu sama lain, memberikan suara pada ide-ide yang
diberikan dan memberikan komentar pada ide-ide yang ada di dalam situs. Melalui
situs ini, pihak Starbucks dapat melihat secara langsung interaksi antar
pelanggan tentang ide yang diberikan.
Melalui MyStarbucksIdea, Starbucks mampu mengelola
angka pembuatan produk dan mengelola pelayanan yang diberikan mengalami
peningkatan. Perusahaan juga dapat membagikan ide tentang segala hal yang
berkaitan dengan brand mereka misalnya produk, in-store experience, tanggung
jawab dll.
Ide yang paling banyak mendapat komentar positif serta
memiliki jumlah pelanggan yang membagikan ide tersebut akan mendapat apresiasi
dari pihak Starbucks. Apresiasi tersebut berupa pengimplementasian ide
tersebut. Hal ini tentu saja akan memberikan suatu perasaan tersendiri bagi
pelanggan karena mendapat respon yang positif dari perusahaan.
Manfaat yang diperoleh oleh Starbucks dari MyStarbucksIdea
yaitu dapat memperoleh banyak ide secara cuma-cuma, dapat melakukan interaksi
dengan pelanggan secara langsung, serta memperoleh kolaborasi tanpa harus
mengeluarkan biaya lebih.
Salah satu contoh pengimplementasian ide dalam
MyStarbucksIdea oleh pihak Starbucks yaitu pemberian diskon minuman pada
pelanggan yang membeli dengan gelas yang dapat digunakan kembali (reusable cup).
Hal ini dianggap akan lebih memikat pelanggan dan dapat sekaligus melakukan
aksi cinta lingkungan karena pemakaian barang yang ramah lingkungan. Ide ini
sempat menimbulkan kebingungan di masyarakat mengenai karakteristik gelas yang
dimaksud. Banyak masyarakat yang mengira bahwa gelas yang dimaksud adalah gelas
yang dijual sebagai goodies di Starbucks. Padahal tak ada persyaratan mengenai wajib
adanya kata “Starbucks” pada gelasnya. Bagi pelanggan, hal semacam ini tidak
hanya semata karena jumlah uang yang harus dikeluarkan, namun lebih kepada level
Green— level dimana pelanggan dapat mengisi ulang minuman secara gratis yang diberikan
oleh Starbucks.
Contoh lainnya yaitu tumbler gelas berukuran panjang
yang dapat digunakan kembali. Tumbler gelas semacam itu diberi nama Travel
Tumbler. Tumbler ini mampu menjaga agar kopi panas yang dibeli tetap panas atau
kopi dingin yang dibeli tetap dingin. Starbucks menjual tumbler dalam berbagai
jenis, warna dll. Banyak pelanggan yang mengusulkan tumbler semacam ini agar
tumbler-tumbler yang mereka beli sebelumnnya tidak terbuang sia-sia.
Penggunaan MyStarbucksIdea dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Baik itu dari pihak pelanggan karena aspirasi mereka di’dengarkan’ oleh pihak Starbucks maupun pihak perusahaan yang memperoleh ide dan hati pelanggan sehingga dapat meningkatkan pasaran produknya.
References:
Ayu, S. (2013, September 25). Kiat Starbucks
Menjaring Ide Pelanggan. Retrieved from Marketing.co.id:
http://www.marketing.co.id/kiat-starbucks-menjaring-ide-pelanggan/
Gur, W. (2010, April 13). Sukses di
Media Sosial : Belajar Dari Starbucks. Retrieved from Portal Usaha Kecil
Menengah (UKM):
http://portalukm.com/sukses-di-media-sosial-belajar-dari-starbucks/
Melody. (2015, Oktober 31). 7 Tips
for Saving Money at Starbucks. Retrieved from SatrbucksMelody:
http://starbucksmelody.com/2015/10/31/7-tips-for-saving-money-at-starbucks/
Moore, J. (2012, Januari 26). Revisiting
My Starbucks. Retrieved from Brand Autopsy Marketing Practice:
http://www.brandautopsy.com/2012/01/revisiting-my-starbucks-idea.html
Tinagiesel. (2015, February 12). My
Starbucks Idea: The Starbucks Crowdsourcing Success Story. Retrieved from
Social Media for Business Performance:
http://smbp.uwaterloo.ca/2015/02/my-starbucks-idea-the-starbucks-crowdsourcing-success-story/
Ditulis oleh:
Siti Noor Chotimah
32601400844
Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Komentar
Posting Komentar